Selasa, 04 Maret 2008

26/02/2008 05:32:03

YOGYA (Kedaulatan Rakyat) - Kebijakan pemerintah terkait dengan download buku pelajaran lewat internet tidak hanya menimbulkan kecemasan di kalangan peserta
didik khususnya yang berasal dari kalangan ekonomi lemah, tapi juga para penerbit.

Kecemasan itu muncul karena tidak semua penerbit bisa ikut berpartisipasi dalam program tersebut. Sebab untuk bisa lolos, penerbit harus memenuhi standardisasi buku yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
Hal itu dikemukakan oleh sejumlah penerbit di Yogyakarta yang ditemui KR secara terpisah, Senin (25/2). Seperti yang dikemukakan oleh Litbang Penerbit dan Percetakan Yudhistira, Suhari SPd. Menurutnya, kebijakan download buku pelajaran lewat internet sebenarnya cukup bagus. Pasalnya buku yang diperdagangkan sudah melewati seleksi yang cukup ketat (harus lolos standardisasi).
Mengingat tidak semua buku yang diterbitkan bisa di-download lewat internet secara otomatis materi yang disajikan menjadi minim. Akibatnya jika guru dan siswa tidak kreatif dalam proses pembelajaran akan mengalami kesulitan untuk memenuhi target yang sudah ditentukan."Dengan adanya download buku pelajaran lewat internet sedikit banyak akan berdampak omzet penjualan penerbit. Meski begitu ada juga sisi positifnya, karena penerbit dituntut lebih kreatif dan meningkatkan kualitas diri," katanya.
Lebih lanjut Suhari menambahkan, mengingat persaingan dalam dunia penerbitan yang cukup ketat. Sebagai pengelola penerbitan dirinya berencana menerbitkan buku-buku di luar Peraturan Menteri (Permen) serta memperbanyak buku untuk pengayaan. Dengan harapan bisa membantu siswa yang secara ekonomi kurang mampu untuk mendapatkan buku dengan harga terjangkau. Tentunya hal itu akan bisa berjalan dengan baik jika pemerintah memberikan kesempatan pada mereka untuk memasarkan buku yang diterbitkan. "Untuk sekolah terpencil yang belum memiliki fasilitas internet, download buku pelajaran itu tentu akan menyulitkan. Jika tidak segera ditangani saya khawatir siswa akan mengalami kesulitan dalam Unas mendatang," ungkapnya.
Direktur Utama Penerbit Gama Media Ny Arnabun SE berharap Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) cabang Yogya segera mengumpulkan para penerbit untuk sharing pendapat. "Sebagai penerbit, saya belum tahu bagaimana langkah selanjutnya," katanya kepada KR, Senin (25/2).Menurutnya, apa yang dilakukan pemerintah ini akan mengurangi pekerjaan dari penerbit. Padahal penerbit yang sudah besar memiliki karyawan dalam jumlah banyak. Adanya kebijakan ini nantinya dikhawatirkan dapat menumbuhkan pengangguran baru. Selain penerbit yang lebih dirugikan adalah penulis.
"Penulis tidak bisa mengontrol sejauh mana hak cipta mereka dihargai pemerintah. Itu kan copy right, jadi bisa saja tahu-tahu buku itu di-download," ujarnya. Ditambahkan, buku jangan hanya dilihat dari segi harga. "Saya berprinsip ada harga ada rupa," ucapnya. Kalau buku cuma dipandang dari harga, dunia pendidikan tidak akan berkembang. Pihaknya khawatir, ketentuan penerbit boleh mendownload kemudian menggandakan buku pelajaran justru akan disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu. Berusaha menjual dengan harga semurah-murahnya namun kualitas dikesampingkan.
Sampai sekarang, pihaknya mengaku belum mendapat informasi secara lengkap mengenai ketentuan itu, karena memang belum disosialisasikan. "Sebaiknya kebijakan itu juga segera disosialisasikan agar masyarakat bisa turut mengkritisi," imbuhnya.
Terpisah Direktur Penerbitan Penerbit Andi Djoko Mumpuni mengatakan dalam jangka panjang kebijakan download bisa menjadi hal yang tidak sehat bagi penerbit buku-buku pelajaran yang mengacu kurikulum.
Langkah pemerintah melakukan kebijakan download bisa dinilai sebagai jalan pintas untuk menyediakan buku murah bagi pelajar dengan mengabaikan keberadaan penerbit.
"Penerbit menjadi salah satu pilar di dunia pendidikan selain sekolah, jadi jangan diabaikan perannya di dunia pendidikan," kata Djoko. Sejak lama, kata Djoko, Penerbit Andi sudah membaca jika pemerintah sering melakukan kebijakan yang berubah-ubah dalam dunia pendidikan khususnya kurikulum. Sehingga Penerbit Andi lebih bergerak untuk menerbitkan buku-buku supleman pendidikan, tidak terikat dengan kurikulum pendidikan yang dibuat pemerintah. (R-5/R-4/R-1)-c

0 komentar:

 

blogger templates | Make Money Online